Seperti diketahui bersama, situasi hak asasi dan keamanan di Papua makin hari makin memprihatinkan. mengkhawatirkan dalam tiga bulan terakhir. Beberapa waktu yang lalu kita mengetahui telah terjadi serentetan peristiwa kekerasan di Freeport di Timika dan kawasan Puncak Jaya. Dan saat ini, letupan kekerasan baru telah terjadi lagi di wilayah Paniai sejak bulan november lalu. Rentetan kekerasan ini telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, baik di pihak masyarakat maupun aparat keamanan dan kerugian material yang tidak sedikit.
Meluasnya kantong-kantong kekerasan ini tentu sangat mengkhawatirkan karena akan menyulitkan bahkan menjauhkan jalan menuju pelaksanaan dialog damai yang diharapkan semua pihak. Di Paniai, telah terjadi kepanikan meluas dikalangan masyarakat terutama masyarakat yang berdomisili di wilayah yang berdekatan dengan wilayah yang menurut TNI dan Polri adalah markas Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat. Beberapa tempat yang dimaksud adalah kampung Dagouto, kampung Uwamani, Kegomakida, Obaipugaida dan kampung-kampun lain disekitarnya.
Melalui operasi militer yang di lakukan oleh TNI dan POLRI, sepanjang November – Desember 2011 berakibat pada timbulnya korban jiwa, luka-luka, dan serangkaian intimidasi yang dialami masyarakat (lengkapnya kami sampaikan dalam Kronologis).
Karena itu kami, KontraS Surabaya dan Aliansi Masyarakat Papua Komite Surabaya meminta :
- Semua pihak segera menghentikan segala bentuk tindakan kekerasan dan menghormati HAM di Papua.
- Pemerintah Indonesia untuk melakukan evaluasi terhadap kebijakan penanganan keamanan di Papua.
- Pemerintah Indonesia untuk membuka diri terhadap dukungan masyarakat baik di dalam negeri maupun internasional untuk pemenuhan hak asasi bagi masyarakat Papua serta pelaksanaan dialog damai yang bermartabat.
- Presiden SBY segera menindaklanjuti ungkapan kesediaan dialog dalam bentuk langkah-langkah persiapan yang terencana, terukur dan berkesinambungan.
Surabaya, 22 Desember 2011
– KontraS Surabaya
– Aliasi Mahasiswa Papua Komite Kota Surabaya
