Nobar #JakartaUnfair

Pada hari Senin 7 November 2016, warga yang tergabung dalam Paguyuban Penghuni Rumah Peninggalan Belanda (PPRPB) bersama KontraS Surabaya mengadakan acara nonton bareng film Jakarta Unfair. Film dokumenter ini mengangkat isu mengenai penggusuran dan perampasan tanah secara paksa di Jakarta. Pemutaran film yang bertempat di Balai RW VIII Kompleks Tanjung Krembangan, Perak, Surabaya  ini dihadiri lebih dari seratus warga yang sedang berjuang untuk mempertahankan tanah dan rumahnya dari penggusuran paksa oleh TNI AL (Lantamal V) Surabaya.

Pemutaran film dimulai sekitar pukul 19.30 WIB dan dilanjutkan dengan diskusi. Diskusi tersebut bermuara pada sejumlah hal, diantaranya mengenai rencana atau strategi advokasi yang sedang berjalan, hingga upaya mendatangi kembali lembaga-lembaga negara yang berwenang untuk menyelesaikan kasus sengketa tersebut. Di acara ini pula, warga diajak untuk tidak lelah menjaga kekompakan dan kegigihan dalam menghadapi segala kemungkinan yang terjadi. Perlu diketahui bahwa warga Krembangan yang tergabung dalam PPRPB selama ini menempati rumah dan bangunan tersebut (yang disengketakan) sejak tahun 1930, secara turun temurun di atas lahan sekitar 6656 m2 yang dibangun oleh Dieust Van Scheepvaat Departemen Van Marine (sekarang Direktorat Perhubungan Laut) yang diperuntukkan bagi para pelaut pribumi. Persoalan muncul sejak adanya klaim sepihak dari Lantamal V Surabaya pada tahun 2002 yang berujung pada permintaan paksa agar warga mengosongkan rumah yang telah dihuni selama ini.

 
Sebarkan !