Film Wiji Thukul Tayang, Ini Harapan Ayah Bimo Petrus

TEMPO.CO, Surabaya – Oetomo Rahardjo, ayah Bimo Petrus Anugerah, aktivis mahasiswa yang hilang sejak Maret 1998, mendukung pemutaran film sepenggal kisah Wiji Thukul berjudul Istirahatlan Kata-kata. Film besutan sutradara Yosep Anggi Noen itu bakal mulai diputar di bioskop Kamis besok, 19 Januari 2017. Oetomo berharap film tersebut mampu mengetuk hati penguasa terhadap kasus penculikan aktivis prodemokrasi pada 1997-1998.

“Semoga pemerintah ingat bahwa 19 tahun lalu ada upaya penghilangan paksa sejumlah aktivis, termasuk anak saya, oleh rezim yang sedang berkuasa. Dan semoga pemerintah menuntaskan kasus itu,” kata Oetomo di kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Surabaya, Rabu, 18 Januari 2017.

Oetomo yakin kegelisahan hatinya atas raibnya Bimo Petrus sama seperti yang dialami istri dan anak-anak Wiji Thukul. Oetomo mengaku telah beberapa kali bertemu istri Wiji Thukul, Sipon, di Jakarta. “Harapan kami hanya satu, kalau Wiji Thukul dan Bimo Petrus masih hidup di mana tempatnya. Kalau sudah mati di mana kuburnya,” tutur Oetomo.

Mantan Ketua Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) Surabaya, Sardiyoko, mengatakan pernah bertemu Wiji Thukul pada saat demonstrasi ribuan buruh di PT Sritex, Solo pada 1995. Unjuk rasa itu akhirnya dibubarkan tentara secara represif hingga massa buruh kocar-kacir. “Saya sempat lari bersama Wiji Thukul, namun kemudian berpisah. Dia masuk kampung, saya lari ke persawahan,” kata Sardiyoko.

Sardiyoko menuturkan, unjuk rasa buruh di Sritex disusul oleh unjuk rasa serupa di kawasan industri Tanjungsari Surabaya pada 1996. Unjuk rasa itu diorganisir oleh Pusat Perjuangan Buruh Indonesia (PPBI) yang dipimpin Dita Indah Sari. Adapun PPBI Surabaya dipimpin Herman Hendrawan, yang kemudian juga menjadi korban penghilangan paksa aparat.

Menurut Sardiyoko, Bimo Petrus, yang juga koordinator Divisi Pendidikan, Agitasi dan Propaganda SMID Surabaya dikirim ke Jakarta dan menduduki posisi serupa. Saat itu Ketua SMID pusat dijabat Andi Arif. Setelah peristiwa kerusuhan Kudeta 27 Juli (Kudatuli), sejumlah aktivis Partai Rakyat Demokratik dan SMID diincar militer. “Bimo Petrus hilang saat keluar ke Jalan Diponegoro, Jakarta,” ujar Sardiyoko.

Koordinator Kontras Surabaya Fatkul Khoir mengatakan film Istirahatlah Kata-kata seharusnya dimaknai bahwa perjuangan menumbangkan rezim otoriter saat itu tidak terjadi begitu saja, melainkan tahap demi tahap. Wiji Thukul, kata Fatkul, termasuk aktor penting dalam sejarah reformasi itu. “Seharusnya penguasa yang sekarang sadar bahwa mereka bisa berkuasa juga karena perjuangan Wiji Thukul dan 12 aktivis yang sampai sekarang tak jelas keberadaanya,” katanya.

Kukuh S. Wibowo

Sebarkan !