KontraS Desak Negara Lindungi Aktivis

Malang – Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mendesak kepolisian agar memberi perlindungan terhadap aktivis, apalagi yang selama ini terlibat dalam upaya bantuan hukum yang juga mendukung kerja aparat hukum. Kontras juga mendesak Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) memberi perlindungan kepada korban pelaku pengancaman.

Koordinator Badan Pekerja Kontras Surabaya Andy Irvan Junaedi menyatakan hal itu saat mengunjungi tokoh senior aktivis buruh yang juga Ketua Solidaritas Perjuangan Buruh Indonesia (SPBI), Lutfi Chafidz, yang rumahnya di Desa Sumberpasir, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Senin (9/8). Lutfi menjadi sasaran penembakan dengan senjata api oleh dua orang tidak dikenal.

Andy menjelaskan, ini harus dibaca sebagai bagian dari sejumlah peristiwa lain yang mengancam aktivis lembaga swadaya masyarakat, termasuk aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) di Jakarta.

“Ini juga sudah bentuk teror. Aksi teror ini bentuk pelecehan keberadaan aparat negara penegak hukum. Polisi seharusnya mudah saja menemukan pelakunya karena senjata api bukan barang yang mudah beredar. Jadi, mestinya polisi dalam waktu singkat bisa mempersempit pencarian,” katanya.

Peristiwa penembakan itu terjadi pada Sabtu (7/8) sekitar pukul 01.50, saat Lutfi, istri, dan tiga anak mereka sedang tertidur lelap. “Saya mendengar suara empat kali tembakan. Namun, polisi yang melakukan olah tempat kejadian perkara, saya lihat, menemukan lima proyektil peluru yang sudah ditembakkan,” ucap Lutfi.

Satu tembakan mengenai kaca belakang minibus Daihatsu Hijet milik Lutfi, tiga tembakan mengenai sudut jendela rumah menembus kaca, satu tembakan mengenai dinding (kusen jendela), dan satu tembakan mengenai dinding rumah. Satu tembakan, yang mengenai kaca jendela, masuk rumah dan mengenai pintu rumah.

Tidak dilaporkan adanya korban jiwa dan korban luka. Lutfi menjelaskan, dirinya langsung sadar bahwa itu bunyi tembakan. “Saya bangun lalu lari ke loteng rumah. Saya melihat dua orang berlari ke arah sepeda motor yang diparkir di jalan. Mereka lalu pergi ke arah barat, ke arah Kota Malang. Saya tidak bisa melihat wajah mereka,” tutur Lutfi.

Lutfi mengungkapkan, sebagai pemimpin serikat buruh, termasuk yang kerap menangani sengketa hukum warga setempat, ia punya banyak kemungkinan untuk dimusuhi orang. “Namun pada kasus yang mana, saya tidak sepenuhnya paham. Saat ini saya sedang membantu menyelesaikan pelaporan kasus pemerkosaan gadis di bawah umur dan dua kasus penganiayaan,” ucapnya.

Sebarkan !